image01
Uzumaki Naruto

Sage Mode

Naruto VS Sasuke

Siapa yang Terkuat?

Uchiha Sasuke

Mangekyou Sharingan

Sabtu, 11 Agustus 2012
0 komentar


Sejenak mengingat mainan anak-anak kecil jaman dulu, yang semakin jarang kita jumpai.
Semoga bisa kita terapkan untuk permainan putra-putri kita di rumah.
Inilah liputannya :
1. Bekel
Permainan bekel menggunakan bola berwarna-warni yang terbuat dari karet dan biji berbentuk khusus yang terbuat dari kuningan. Permainan lebih dimainkan oleh anak2 perempuan. Bekel merupakan permainan melontarkan bola ke atas dan menangkapnya kembali. Tetapi pada saat bersamaan harus mengambil atau mengubah posisi biji-biji yang ada sesuai peraturan tingkat kesulitan yang dijalankan.
2. Dakon
Dakon adalah suatu permainan tradisional. Di luar Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak. Permainan dakon dilakukan oleh dua orang. Pada papannya terdapat dua baris dengan 5,6,7 atau 9 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Dalam permainan mereka menggunakan [ jumlah lobang kecil x 7 ] buah biji. Umumnya bijinya adalah kerang, batu-batuan atau kelereng.
3. Engklek
Permainan engklek ( dalam bahasa Jawa ) merupakan permainan tradisional lompat - lompatan pada bidang - bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak - kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya. Permainan engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 5 anak perempuan dan dilakukan di halaman. Namun, sebelum kita memulai permainan ini kita harus mengambar kotak-kotak dipelataran semen, aspal atau tanah, menggambar 5 segi empat dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi lagi sebuah segi empat Permainan ini mempunyai banyak nama atau istilah lain
4. Benthik
Benthik, begitulah sebutannya, dibuat dari 2 potong stik atau kayu bentuk silinder dengan panjang berbeda. Satu potong kayu dengan panjang sekitar 30 cm, yang satunya sekitar 10 cm. Kedua potongan stik tersebut biasanya berdiameter sama, sekitar 2-3 cm. Biasanya potongan kayu tersebut diperoleh dari ranting-ranting pohon yang tumbuh di sekitar halaman, seperti pohon asem, pohon mlandhing (petai Cina), pohon jambu biji, pohon mangga, dan sejenisnya. Ranting pohon yang diambil biasanya dari kayu yang ulet dan tidak mudah patah. Bisa jadi, alat benthik dibuat dari potongan bambu yang dibuat silinder dengan ukuran yang sama seperti di atas.
Cara bermainnya pun bisa dianggap mudah. Bisa dilakukan dengan cara beregu atau individu. Jika dilakukan beregu, bisa jadi satu regu (kelompok) terdiri dari 3 atau 4 anak. Ketika satu regu bermain, maka regu yang lain mendapat giliran jaga. Setiap regu secara bergantian memainkan benthik hingga semua mendapat giliran. Setelah selesai, bergantian yang jaga mendapat giliran bermain. Jika dilakukan individu, misalnya 5 anak, maka satu anak mendapat giliran bermain, maka 4 anak lainnya mendapat giliran jaga. Jika anak yang bermain sudah kalah, maka digantikan temannya secara bergantian. Regu atau anak yang mendapatkan angka terbanyak biasanya dianggap sebagai pemenang.
5. Lompat tali/ Yeye
Sesuai namanya inti permainan ini adalah melompat tali. Tetapi tentu tidak semudah namanya, permainan ini mempunyai berbagai tingkat kesulitan; dari melompati tali yang rendah sampai setinggi tangan. Selain itu kesulitan juga bertingkat dari melompati tali yang diam sampai tali yang berputar. Alat yang digunakan sangatlah sederhana, hanya karet gelang yang dijalin menjadi panjang.
6. Bentengan
Benteng, adalah permainan yang dimainkan oleh dua kelompok, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, pohon atau pilar sebagai ‘benteng’. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih ‘benteng’ lawan dengan menyentuh pohon, tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan ketika menyentuh markasnya. meneriakkan kata benteng…………!
7. Dampu
Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak-anak usia sekolah baik laki-laki maupun perempuan. Main dampu tidak membutuhkan peralatan yang harus dibeli, cukup dimainkan di tanah lapang dengan membuat petak-petak di permukaan tanah sesuai dengan bentuk yang disepakati baik menggunakan kapur atau pecahan genting atau apapun.
Alat lain yang digunakan adalah benda pipih seperti batu, pecahan genting, tutup botol yang digepengkan dan lain-lain sebagai biji. Inti permainannya adalah melempar batu pipih ke dalam kotak dengan tidak boleh keluar atau mengenai garis batas kotak, lalu melompat-lompat dengan satu kaki dalam kotak yang tidak berbatu tanpa boleh menginjak garis dan batu peserta lain. Setelah berputar anak harus mengambil batu dengan tetap bertumpu pada satu kaki lalu melompat kembali sampai ke garis awal.
Nah mengingat jaman kecil ternyata sangat menyenangkan…. J

Leave a Reply